TAK KURANG 42 ORANG WANITA DITANAM DUKUN AS DI KEBUN TEBU YANG TERLETAK DI BELAKANG RUMAHNYA. SEJAK PERISTIWA PEMBUNUHAN SADIS ITU TERUNGKAP KEBUN TEBU ITU MENJADI TEMPAT YANG SANGAT MENYERAMKAN. SEPERTI APA KISAHNYA…?
Setelah terbongkarnya pembunuhan berantai terhadap 42 wanita, keadaan Dusun Aman Damai, Desa Sei Samayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, memang sangat mencekam. Warga dusun tersebut, sering mendengar suara tangis yang berasal dari arah kebun tebu.
Suasana kebun tebu juga terkesan angker. Jarang sekali warga terlihat melintas di sana. Sesuatu yang menyeramkan, juga pernah dialami Heri, pada 1997 lalu. Pemuda yang berdomisili di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang masih satu wilayah dengan dukun AS ini memang bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik yang ada di jalan Medan – Binjai.
Heri termasuk orang lama di desa itu. Orang tuanya sudah berpuluh tahun tinggal di sana. Heri pun sudah terbiasa dengan suasana kampung yang sepi. Kalau untuk lewat di depan kuburan, Heri pun tak merasakan takut.
Hingga suatu malam, ketika melintasi perkuburan, Heri mendengar sayup-sayup suara tangis seorang wanita. Semakin lama, suara tangis itu semakin jelas terdengar.
“Suara tangis itu terdengar dari arah kebun tebu,” kenang Heri.
Karena suara tangis itu dari kebun tebu, Heri pun tak menggubrisnya. Dia terus saja berjalan menuju rumahnya. Firasat Heri saat itu mengatakan kalau suara tangis tersebut adalah suara dari makhluk gaib. Dan benar! Beberapa hari kemudian, perbuatan keji Dukun Ahmad Suraji terungkap oleh aparat kepolisian.
“Mungkin suara tangis yang kudengar adalah salah satu dari wanita yang mati terbunuh di kebun itu, tandas Heri.
Dari penyelidikan dan penyidikan pihak berwajib, diketahui Ahmad Suraji telah membunuh 42 wanita. Semua korbannya dibunuh lalu ditanam di perkebunan tebu.
Tarji pulang sendiri. Dia pun sebenarnya sudah mendengar tragedi yang terjadi di kampungnya. Namun, dia tak mau ambil pusing dengan peristiwa itu.
Karena berangkat siang hari, baru malam Tarji sampai di desanya. Sambil menghisap rokok, dia menyusuri jalan setapak menuju rumahnya. Walau baru pukul sembilan, namun suasana terasa begitu mencekam. Tak jarang, lolongan anjing mengejutkan langkah Tarji. Perasaannya pun semakin tak karuan.
Langkah kakinya dipercepat. Dia teringat akan pemberitaan tentang pembunuhan yang dilihatnya di televisi. Tepat di persimpangan jalan, Tarji mendengar suara tangis. Suara tersebut terdengar begitu jelas di telinganya. Tak jauh dari tempatnya berdiri, tampak seorang wanita dengan gaun putih sedang membelakanginya.
Tarji tak berpikir macam-macam. Tanpa menghiraukan wanita itu, dia mengambil langkah seribu.
“Mungkin itu adalah arwah dari salah seorang wanita yang jadi korban Dukun AS,” kenang Tarji. Memang, sejak terungkapnya kasus pembunuhan berantai itu, kebun tebu yang semula begitu sejuk, damai dan tenang, mendadak berubah seram dan menakutkan. Itu semua karena ulah Ahmad Suraji yang menguburkan seluruh korbannya di sana.
Ahmad Suraji membunuh korbannya dengan mencekik, lalu menghisap air liurnya. Setelah itu, dia menguburkan korbannya. Tak peduli apakah korban itu masih hidup atau sudah mati.
Menurut Pak Randi dari pondok kebatinan Menyinggahi pekuburan muslim Dusun XV, ada beberapa hal yang aneh. Dan beberapa orang warga di sana mengatakan, sebelum Dukun AS dikebumikan di tempat itu telah terjadi banyak keanehan.
Kesaksian Paranormal-Indonesia.com peroleh dari mulut seorang pemuda ceking yang tak ingin ketinggalan untuk menyaksikan pemakaman sang Datuk. Dia menuturkan kepada Paranormal-Indonesia.com, bahwa beberapa hari lalu sebelum eksekusi mati Dukun AS di lakukan, warga di sana mendengar jeritan suara wanita yang saling sambung menyambung. Bahkan di antara warga di sana, pernah melihat bayangan putih di sekitar perkuburan.
“Baru saja, saya dan beberapa orang yang berada di sini melihat bayangan putih di kuburan baru itu,” ujar pemuda tersebut sembari menunjukkan makam yang masih lembab. Makam Dukun AS.
Dia juga mengatakan, meski tidak begitu lama, bayangan putih yang tampak seperti wanita sambil menundukkan kepala itu terlihat begitu jelas dan menakutkan.
“Aku merinding pertama kali melihatnya,” ucapnya yang tak ingin menceritakan penampakkan itu pada teman-temannya.
Kematian Dukun AS memang begitu misterius. Dan tewasnya pria 56 tahun yang telah membunuh 42 wanita, semakin membuat cemas warga di tempat dulu sang dukun berdomisili. Beberapa warga yang ditanya, mengkhawatirkan arwah dukun pemilik ilmu hitam itu akan gentayangan dan menebar teror.
“Sejak ditemukannya puluhan mayat wanita dikebun tebu itu, sebenarnya warga di sini sudah ketakutan. Mereka takut arwah-arwah wanita yang dibunuh itu gentayangan, karena mati tak wajar. Dan beberapa warga di sini pernah melihat sosok bayangan putih seperti wanita. Kejadian itu diperparah lagi dengan dimakamkannya Dukun AS di tempat ini, ujar pria yang tak ingin namanya disebutkan.
Dia mengatakan, dengan berjalannya waktu, ketakutan yang dirasakan warga sedikit demi sedikit mulai menghilang. Namun ketika pemakaman dukun AS yang serba tersembunyi itu dilakukan, kembali membuat warga menjadi cemas dan takut.
“Datuk juga mati tidak wajar. Dia dibunuh oleh peluru dari petugas yang mengeksekusinya. Jadi, karena matinya juga nggak wajar, warga di sini juga mengkhawatirkan arwah dukun AS yang bergentayangan, sambung pria itu.
Memang, pembunuhan 42 wanita yang dilakukannya belasan tahun lalu di Sei Semayang telah dibayar dengan harga mahal. Dukun AS ditembak mati setelah menjalani pertobatan di Lapas Tanjung Gusta.
Pertobatan dukun AS disakskan pembimbing rohaninya, Drs.H.Ali Nafiah Nasution, 63 tahun. Bahkan, menurut H. Ali Nafiah, menjelang eksekusi mati, ilmu hitam yang dimilikinya pun telah dibuang.
“Di akhir hidupnya, Dukun AS juga lebih banyak berdzikir dan sering beribadah,” kata rohaniawan dari Yayasan Pendidikan Intensif Agama Islam itu.
Menurut H. Ali Nafiah, dirinya mengetahui dukun AS memiliki ilmu kebatinan dan kemampuan yang cukup tinggi serta pernah “mengujinya” ketika pertama kali bertemu.
“Dukun AS sempat berkomunikasi secara batin dengannya untuk mengetahui kemampuan sosok yang akan menjadi pembimbing rohaninya tersebut.
Berkat ritual pembacaan Basmallah sebanyak 2.600 kali dan puasa selama 40 hari, H. Ali Nafiah akhirnya mampu menundukkan Dukun AS, sehingga terpidana mati itu menerimanya sebagai pembimbing rohani.
Setelah berhasil mendekatkan diri dengannya, H. Ali Nafiah menasihati dan menganjurkan agar Dukun AS membuang ilmu kebatinannya yang tergolong keji itu, dan lebih memperbanyak ibadah dan dzikir kepada Allah SWT. Dukun AS diberi penjelasan dari segi agama bahwa ilmunya tersebut dapat mempersulit dirinya ketika ajal menjemputnya nanti. Nasihat tersebut diterima Dukun AS sehingga terpidana mati itu segera membuang ilmu yang dimilikinya, cerita H. Ali Nafiah.
Dia menambahkan, sejak membuang ilmu kebatinannya, Dukun AS rajin mengikuti pengajian yang diberikannya dua kali dalam satu bulan di LP kelas I Tanjung Gusta Medan.
Kini, tak ada yang tahu nasibnya: Apakah dukun yang telah membuat kesalahan besar itu tidak diterima bumi atau sebaliknya? Namun, sekeji apa pun perbuatannya, tak ada salahnya kita mendoakan buat kebaikan dia di alam kuburnya. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: dukun.digital
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)